FONOLOGI
A.
Pengertian Fonologi
Fonologi berasal dari bahasa
Yunani fhone “bunyi” dan logos artinya ilmu, jadi secara bahasa Fonologi berarti ilmu yang mempelajari tentang
bunyi/ ucapan. Secara istilah Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi
ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, Fonologi merupakan cabang tata bahasa. Fonologi juga disebut tata bunyi.
Dalam arti lain Fonologi disebut sebagai bagian tata bahasa yang menganalisis bunyi secara
umum. Fonologi dalam tuturan ilmu bahasa dibagi menjadi dua bagian yakni, fonetik dan fonemik. Beberapa pengertian Fonologi
menurut para ahli adalah bunyi bahasa
yang berfungsi dalam ujaran dan yang dapat membedakan makna yang menjadikan
objek salah satu disiplin linguistik
(Padeta 2003 : 3). Selanjutnya dalam Fonologi menjelaskan bahwa tata bahsa
memperhatikan persamaan dan membedakan antara bahasa yang satu dengan bahasa
yang lain Briere dalam Padeta (2003:3). Jika ditarik benang merahnya Fonologi
adalah merupakan tata bahasa yang membedakan makna antara objek/kata satu
dengan yang lainnya.
B. Ilmu-Ilmu yang terkait dalam
Fonologi
Fonetik mempelajari
bagaimana bunyi-bunyi fenom sebuah bahasa direalisasikan atau dilafalkan.
Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang
berhubungan dengan penggunaan dan pengucapan bahasa. Dengan kata lain, fonetik
adalah bagian fonologi yang mempelajari mengasilkan bunyi bahasa atau bagaimana
suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia.
Jika bunyi
ujaran yang keluar dari paru-paru tidak mendapat halangan maka bunyi yang
dihasilkan adalah vokal. Bunyi vokal
yang dihasilkan dari beberapa hal berikut;
a.
Posisi bibir
(bentuk bibir ketika mengucapkan sesuatu bunyi)
b.
Tinggi
rendahnya lidah (posisi ujung dan belakang lidah ketika mengucapkan bunyi).
c.
Maju mundurnya
lidah (jarak yang terjadi antara lidah dan alveolum atau lengkung kaki gigi)
Depan
|
Pusat
|
Belakang
|
|
Atas
|
I
|
-
|
U
|
Tengah
|
E
|
e
|
O
|
Bawah
|
-
|
a
|
-
|
Untuk lebih jelasnya, perhatikan diagram vokal berikut!
Jika bunyi ujaran, ketika udara keluar dari paru-paru mendapat halangan
maka terjadilah bunyi konsonan. Halangan yang
dijumpai bermacam-macam, ada hubungan yang bersifat seluruhnya, dan ada pula
yang sebagian yaitu dengan menggeser atau mengadukan arus suara atau tabel
sehingga menghasilkan konsonan yang bermacam-macam pula. Pembagian fonem
konsonsan dalam bahasa Indonesia, misalnya berikut ini.
a.
Konsonan
hambat, bersuara, bilabial; b
b.
Konsonan
hambat, tak bersuara, bilibial: p
c.
Konsonan
hambat, bersuara, bilabial:m, dan seterusnya.
Fonetik
artikulatoris
meneliti alat-alat organik yang
dipakai untuk menghasilkan
bunyi bahasa. Fonetik
organis, atau fonetik
artikulatoris, atau fonetik
fisiologis mempelajari bagaimana mekanisme
alat-alat bicara yang
ada dalam tubuh manusia
menghasilkan bunyi bahasa.
Fonetik akustik menyelidiki bunyi
menurut sifat-sifatnya sebagai
getaran udara. Fonetik
akustik menyangkut bunyi
bahasa dari sudut
bunyi sebagai getaran
udara, dari segi
bunyi sebagai gejala fisis. Bunyi-bunyi
diselidiki frekuensi getarannya, amplitudo, intensitas, dan
timbrenya oleh alat pembantu seperti oscillograph. Fonetik auditoris mempelajari
bagaimana mekanisme telinga
menerima bunyi bahasa sebagai
getaran udara. Fonetik
jenis ini cenderung
dimasukkan ke dalam neurologi
ilmu kedokteran.
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi bahasa sebagai
(fonem) pembeda makna. Apabila kita berujar lalu arus ujaran itu kita potong
atas bagian-bagiannya, dan bagian-bagian itu dipotong-potong lagi sampai pada
unsur-unsurnya yang terkecil maka arus ujaran yang terkecil itu disebut bunyi ujaran. Tiap bunyi ujaran dalam
tiap bahasa mempunyai fungsi membedakan
arti. Bunyi ujaran yang dapat membedakan arti ini disebut fonem. Dalam bahasa Indonesia, secara
resmi ada tiga puluh dua buah fonem, yang terdiri atas;
a.
Fonem vokal 6
buah;a,i,u,e,o,∂
b.
Fonem diftong 3
buah, oi,ai,ou
c.
Fonem konsonan
23 buah,
Selain fonem dan fonetik, hal yang perlu dipahami dalam berujar adalah intonasi. Intonasi mengatur
tinggi-rendah, keras lunak, cepat lambatnya suara dalam berujar sehingga ujaran
dapat dipahami oleh pendengar.
C. Alat Ucap Bahasa
Fonetik artikulatoris membicarakan
cara-cara alat ucap untuk membentuk berbagai bunyi bahasa. Dalam hal ini yang
terlebih dahulu untuk dipelajari adalah alat ucap dan bagian-bagiannya. Alat-alat ucap manusai yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa (fon)
dibedakan menjadi 3 bagian :
- Artikulator, ialah alat-alat bicara manusia yang dapat bergerak secara
leluasa dan dapat me nyentuh bagian-bagian alat ucap lainnya (titik
artikulasi) serta dapat membentuk bermacam-macam posisi. Alat bicara
semacam ini terletak dibagian bawah atau rahang bawah. Alat ucap yang
dimaksud artikulator seperti :
a)
Bibir bawah (labium)
b)
Gigi Bawah (dentum)
c)
Ujung Lidah (apeks)
d)
Depan Lidah (front of the tongue)
e)
Tengah Lidah (lamino)
f)
Belakang lidah (dorsum)
g)
Akar lidah
- Titik artikulasi, ialah alat-alat bicara manusia yang menjadi pusat
sentuhan dan bersifat statis. Alat-alat ini terdapat dibagian atas atau
rahang atas. Alat-alat ucap yang dimaksud seperti :
a)
Bibir atas (labium)
b)
Gigi atas (dentum)
c)
Lengkung kaki gigi atas
(alveolum)
d)
Langit-langit keras (alatum)
e)
Langi-langit lunak (velum)
f)
Anak tekak (uvula)
- Alat-alat lain, yang dimaksud ialah alat-alat bicara selain
artikulator dan titik artikulasi yang dapat menunjang terjadinya bunyi
bahasa. Alat ucap yang dimaksud seperti :
a)
Hidung (nose)
b)
Rongga Hidung (nasal cavity)
c)
Rongga Mulut (oral cavity)
d)
Pamgkal Kerongkongan (laring)
e)
Katup Jakun (epiglotis)
f)
Pita Suara
g)
Pangkal Tenggorokan (laring)
h)
Batang Tenggorokan (trakea)
i)
Paru-paru
j)
Sekat Rongga dada (diafragma)
k)
Saraf Diafragma
l)
Selaput Rongga Dada (pleural
cavity)
m)
Bronchus.
No
|
Bunyi Bahasa
|
Huruf
|
Penjeelasan
|
1.
|
Fenom
|
a
|
Posisi bibir relatif membundar dan posisi lidah
ada di bagian artikulator
|
|
|
i
|
Kedua bibir terentang kesamping dan posisi lidah
ada di bagian titik artikulasi
|
|
|
u
|
Kedua bibir dalam posisi ke depan dan posisi
rahang lebih ke atas
|
|
|
e
|
Posisi bibir relative akan merata dengan kedua
ujung bibir ke samping dan lidah berada di bagian artikulator
|
|
|
o
|
Posisi bibir berbentuk bulat dan posisi rahang
lebih ke bawah
|
2.
|
Diftong
|
oi
|
Pada awalnya posisi bibir berbentuk bulat dan
kemuadian perlahan menjadi terentang ke samping. Posisi lidah ada dibagian
artikulator
|
|
|
au
|
Pada awalnya posisi bibir terbuka lebar dan
kemudian berubah maju ke depan. Dan posisi lidah ada pada bagian artikulator
|
|
|
ou
|
Pada awalnya posisi bibir berbentuk bulat dan
kemudian menjadi maju kedepan. Dan posisi lidah berada pada bagian
artikulator
|
3.
|
Konsonan
|
b
|
Kedua bibir bertemu dan posisi lidah berada pada
bagian artikulator
|
|
|
c
|
Posisi bibir terentang ke samping dan lidah berada
pada bagian artikulator
|
|
|
d
|
Bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah dengan
daerah lengkung gigi
|
|
|
f
|
Bunyi dihasilkan dari mempertemukan gigi atas
(artikulasi) dengan bibir bawah (articulator)
|
|
|
g
|
Bunyi yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang
dan langit-langit lembut (artikulasi)
|
|
|
h
|
Bunyi yang dihasilkan karena pita suara terbuka
agak lebar
|
|
|
j
|
Posisi bibir terentang ke samping dan posisi lidah
berada di bagian artikulator
|
|
|
k
|
Bunyi yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang
dan langit-langit lembut (artikulasi)
|
|
|
l
|
Posisi bibir ke samping dan posisi lidah berada
pada bagian artikulasi
|
|
|
m
|
Posisi bibir keduanya saling bertemu dan posisi
idah berada di bagian artikulator
|
|
|
n
|
Posisi bibir keduanya saling bertemu dan posisi
idah berada di bagian artikulasi
|
|
|
p
|
Posisi bibir keduanya saling bertemu dan posisi
idah berada di bagian artikulator
|
|
|
q
|
Bunyi yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang
dan langit-langit lembut (artikulasi)
|
|
|
r
|
Dihasilkan dengan mendekatkan lidah ke
langit-langit lembut atau lengkung kaki gigi dengan system getar menimbulkan
bunyi ujar
|
|
|
s
|
Bunyi ujar yang dihasilkan oleh udara yang keluar
dari paru-paru yang mendapat halangan getaran lidah
|
|
|
t
|
Bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah dengan
daerah lengkung gigi
|
|
|
v
|
Bunyi dihasilkan dari mempertemukan gigi atas
(artikulasi) dengan bibir bawah (articulator)
|
|
|
w
|
Bunyi dihasilkan dari mempertemukan gigi atas
(artikulasi) dengan bibir bawah (articulator)
|
|
|
x
|
Pelafalan mirip dengan huruf s dan dilafalkan
dengan menggunakan badan lidah
|
|
|
y
|
Posisi bibir terentang ke samping dan lidah berada
di bagian artikulator
|
|
|
z
|
Posisi bibir agak ke samping dan ujung lidah
menyentuh gigi atas
|
4.
|
Fonem Kluster
|
kh
|
Bunyi yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang
dan langit-langit lembut (artikulasi)
|
|
|
ny
|
Tengah lidah bersentuhan dengan langit-langit
kasar
|
|
|
ng
|
Bunyi yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang
dan langit-langit lembut (artikulasi)
|
|
|
sy
|
Ujung lidah naik ke mulut dan gigi atas menutup
tanpa menyentuh gigi bawah
|
Sumber :
Suparlan .2014. Panduan
Lengkap EYD . Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Zulkifli, dkk. 2014 . Bahasa Indonesia . Tarakan : Himpunan
Dosen Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.
https://Mata%20Kuli-ahh/Smester%20II/IKD/Nurfitri%20Ramdhani%20%20Fakta,%20Hipotesis,%20Teori,%20dan%20Hukum%20ilmiah.htm diakses 02 Maret 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar