Senin, 20 Maret 2017

Fonologi


                                                                          FONOLOGI

A.  Pengertian Fonologi
 Fonologi berasal dari bahasa Yunani fhone “bunyi” dan logos artinya ilmu, jadi secara bahasa Fonologi berarti ilmu yang mempelajari tentang bunyi/ ucapan. Secara istilah Fonologi adalah ilmu yang mempelajari bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, Fonologi merupakan cabang tata bahasa. Fonologi juga disebut tata bunyi. Dalam arti lain Fonologi disebut sebagai bagian tata bahasa yang menganalisis bunyi secara umum. Fonologi dalam tuturan ilmu bahasa dibagi menjadi dua bagian yakni, fonetik dan fonemik. Beberapa pengertian Fonologi menurut para ahli adalah  bunyi bahasa yang berfungsi dalam ujaran dan yang dapat membedakan makna yang menjadikan objek salah satu disiplin linguistik (Padeta 2003 : 3). Selanjutnya dalam Fonologi menjelaskan bahwa tata bahsa memperhatikan persamaan dan membedakan antara bahasa yang satu dengan bahasa yang lain Briere dalam Padeta (2003:3). Jika ditarik benang merahnya Fonologi adalah merupakan tata bahasa yang membedakan makna antara objek/kata satu dengan yang lainnya.

B.     Ilmu-Ilmu yang terkait dalam Fonologi
Fonetik mempelajari bagaimana bunyi-bunyi fenom sebuah bahasa direalisasikan atau dilafalkan. Fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan dan pengucapan bahasa. Dengan kata lain, fonetik adalah bagian fonologi yang mempelajari mengasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia.
Jika bunyi ujaran yang keluar dari paru-paru tidak mendapat halangan maka bunyi yang dihasilkan adalah vokal. Bunyi vokal yang dihasilkan dari beberapa hal berikut;
a.       Posisi bibir (bentuk bibir ketika mengucapkan sesuatu bunyi)
b.      Tinggi rendahnya lidah (posisi ujung dan belakang lidah ketika mengucapkan bunyi).
c.       Maju mundurnya lidah (jarak yang terjadi antara lidah dan alveolum atau lengkung kaki gigi)


Depan
Pusat
Belakang
Atas
I
-
U
Tengah
E
e
O
Bawah
-
a
-
Untuk lebih jelasnya, perhatikan diagram vokal berikut!



Jika bunyi ujaran, ketika udara keluar dari paru-paru mendapat halangan maka terjadilah bunyi konsonan. Halangan yang dijumpai bermacam-macam, ada hubungan yang bersifat seluruhnya, dan ada pula yang sebagian yaitu dengan menggeser atau mengadukan arus suara atau tabel sehingga menghasilkan konsonan yang bermacam-macam pula. Pembagian fonem konsonsan dalam bahasa Indonesia, misalnya berikut ini.
a.       Konsonan hambat, bersuara, bilabial; b
b.      Konsonan hambat, tak bersuara, bilibial: p
c.       Konsonan hambat, bersuara, bilabial:m, dan seterusnya.
Fonetik artikulatoris  meneliti   alat-alat organik  yang  dipakai  untuk menghasilkan bunyi   bahasa.  Fonetik   organis,   atau   fonetik    artikulatoris,  atau   fonetik   fisiologis mempelajari   bagaimana   mekanisme   alat-alat   bicara  yang  ada  dalam tubuh manusia menghasilkan bunyi bahasa.
Fonetik  akustik  menyelidiki  bunyi  menurut  sifat-sifatnya  sebagai  getaran udara. Fonetik  akustik   menyangkut  bunyi  bahasa  dari   sudut  bunyi  sebagai  getaran  udara,  dari   segi   bunyi   sebagai   gejala fisis.   Bunyi-bunyi   diselidiki   frekuensi  getarannya, amplitudo, intensitas, dan timbrenya oleh alat pembantu seperti oscillograph. Fonetik    auditoris  mempelajari  bagaimana  mekanisme  telinga  menerima  bunyi bahasa   sebagai   getaran   udara.   Fonetik   jenis  ini   cenderung  dimasukkan ke  dalam neurologi ilmu kedokteran.
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi bahasa sebagai (fonem) pembeda makna. Apabila kita berujar lalu arus ujaran itu kita potong atas bagian-bagiannya, dan bagian-bagian itu dipotong-potong lagi sampai pada unsur-unsurnya yang terkecil maka arus ujaran yang terkecil itu disebut bunyi ujaran. Tiap bunyi ujaran dalam tiap bahasa mempunyai fungsi membedakan arti. Bunyi ujaran yang dapat membedakan arti ini disebut fonem. Dalam bahasa Indonesia, secara resmi ada tiga puluh dua buah fonem, yang terdiri atas;
a.       Fonem vokal 6 buah;a,i,u,e,o,
b.      Fonem diftong 3 buah, oi,ai,ou
c.       Fonem konsonan 23 buah,
Selain fonem dan fonetik, hal yang perlu dipahami dalam berujar adalah intonasi. Intonasi mengatur tinggi-rendah, keras lunak, cepat lambatnya suara dalam berujar sehingga ujaran dapat dipahami oleh pendengar.
C.    Alat Ucap Bahasa
Fonetik artikulatoris membicarakan cara-cara alat ucap untuk membentuk berbagai bunyi bahasa. Dalam hal ini yang terlebih dahulu untuk dipelajari adalah alat ucap dan bagian-bagiannya. Alat-alat ucap manusai yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi bahasa (fon) dibedakan menjadi 3 bagian :
  1. Artikulator, ialah alat-alat bicara manusia yang dapat bergerak secara leluasa dan dapat me nyentuh bagian-bagian alat ucap lainnya (titik artikulasi) serta dapat membentuk bermacam-macam posisi. Alat bicara semacam ini terletak dibagian bawah atau rahang bawah. Alat ucap yang dimaksud artikulator seperti :
a)      Bibir bawah (labium)
b)      Gigi Bawah (dentum)
c)      Ujung Lidah (apeks)
d)     Depan Lidah (front of the tongue)
e)      Tengah Lidah (lamino)
f)       Belakang lidah (dorsum)
g)      Akar lidah
  1. Titik artikulasi, ialah alat-alat bicara manusia yang menjadi pusat sentuhan dan bersifat statis. Alat-alat ini terdapat dibagian atas atau rahang atas. Alat-alat ucap yang dimaksud seperti :
a)      Bibir atas (labium)
b)      Gigi atas (dentum)
c)      Lengkung kaki gigi atas (alveolum)
d)     Langit-langit keras (alatum)
e)      Langi-langit lunak (velum)
f)       Anak tekak (uvula)
  1. Alat-alat lain, yang dimaksud ialah alat-alat bicara selain artikulator dan titik artikulasi yang dapat menunjang terjadinya bunyi bahasa. Alat ucap yang dimaksud seperti :
a)      Hidung (nose)
b)      Rongga Hidung (nasal cavity)
c)      Rongga Mulut (oral cavity)
d)     Pamgkal Kerongkongan (laring)
e)      Katup Jakun (epiglotis)
f)       Pita Suara
g)      Pangkal Tenggorokan (laring)
h)      Batang Tenggorokan (trakea)
i)        Paru-paru
j)        Sekat Rongga dada (diafragma)
k)      Saraf Diafragma
l)        Selaput Rongga Dada (pleural cavity)
m)    Bronchus.







No
Bunyi Bahasa
Huruf
Penjeelasan
1.
Fenom
a
Posisi bibir relatif membundar dan posisi lidah ada di bagian artikulator


i
Kedua bibir terentang kesamping dan posisi lidah ada di bagian titik artikulasi


u
Kedua bibir dalam posisi ke depan dan posisi rahang lebih ke atas


e
Posisi bibir relative akan merata dengan kedua ujung bibir ke samping dan lidah berada di bagian artikulator


o
Posisi bibir berbentuk bulat dan posisi rahang lebih ke bawah
2.
Diftong
oi
Pada awalnya posisi bibir berbentuk bulat dan kemuadian perlahan menjadi terentang ke samping. Posisi lidah ada dibagian artikulator


au
Pada awalnya posisi bibir terbuka lebar dan kemudian berubah maju ke depan. Dan posisi lidah ada pada bagian artikulator


ou
Pada awalnya posisi bibir berbentuk bulat dan kemudian menjadi maju kedepan. Dan posisi lidah berada pada bagian artikulator
3.
Konsonan
b
Kedua bibir bertemu dan posisi lidah berada pada bagian artikulator


c
Posisi bibir terentang ke samping dan lidah berada pada bagian artikulator


d
Bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah dengan daerah lengkung gigi


f
Bunyi dihasilkan dari mempertemukan gigi atas (artikulasi) dengan bibir bawah (articulator)


g
Bunyi yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang dan langit-langit lembut (artikulasi)


h
Bunyi yang dihasilkan karena pita suara terbuka agak lebar


j
Posisi bibir terentang ke samping dan posisi lidah berada di bagian artikulator


k
Bunyi yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang dan langit-langit lembut (artikulasi)


l
Posisi bibir ke samping dan posisi lidah berada pada bagian artikulasi


m
Posisi bibir keduanya saling bertemu dan posisi idah berada di bagian artikulator


n
Posisi bibir keduanya saling bertemu dan posisi idah berada di bagian artikulasi


p
Posisi bibir keduanya saling bertemu dan posisi idah berada di bagian artikulator


q
Bunyi yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang dan langit-langit lembut (artikulasi)


r
Dihasilkan dengan mendekatkan lidah ke langit-langit lembut atau lengkung kaki gigi dengan system getar menimbulkan bunyi ujar


s
Bunyi ujar yang dihasilkan oleh udara yang keluar dari paru-paru yang mendapat halangan getaran lidah


t
Bunyi yang dihasilkan oleh ujung lidah dengan daerah lengkung gigi


v
Bunyi dihasilkan dari mempertemukan gigi atas (artikulasi) dengan bibir bawah (articulator)


w
Bunyi dihasilkan dari mempertemukan gigi atas (artikulasi) dengan bibir bawah (articulator)


x
Pelafalan mirip dengan huruf s dan dilafalkan dengan menggunakan badan lidah


y
Posisi bibir terentang ke samping dan lidah berada di bagian artikulator


z
Posisi bibir agak ke samping dan ujung lidah menyentuh gigi atas
4.
Fonem Kluster
kh
Bunyi yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang dan langit-langit lembut (artikulasi)


ny
Tengah lidah bersentuhan dengan langit-langit kasar


ng
Bunyi yang dihasilkan oleh lidah bagian belakang dan langit-langit lembut (artikulasi)


sy
Ujung lidah naik ke mulut dan gigi atas menutup tanpa menyentuh gigi bawah


Sumber :
Suparlan .2014. Panduan Lengkap EYD . Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Zulkifli, dkk. 2014 . Bahasa Indonesia . Tarakan : Himpunan Dosen Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah.
https://Mata%20Kuli-ahh/Smester%20II/IKD/Nurfitri%20Ramdhani%20%20Fakta,%20Hipotesis,%20Teori,%20dan%20Hukum%20ilmiah.htm diakses 02 Maret 2017.


      

      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar