APAKAH SEMUA HEWAN MENGGUNAKAN BAHASA
Dengan
adanya bahasa, perasaan menjadi lebih mudah dan efektif untuk disampaikan.
Namun semua ini berlaku hanya untuk manusia. Sedangkan hewan tidak memiliki
kemampuan untu menggunakan bahasa sebagai media berkomunikasi sebagaimana
manusia.
Namun
hewan punya cara lain untuk menyampaikan pesan ke sesamanya, dimana penggunaan
bahasa tubuh adalah faktor yang paling penting. Dalam komunikasi Hewan atau disebut juga dengan
binatang adalah kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan
Animalia atau metazoa, adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup di bumi.
Sebutan lainnya adalah fauna dan margasatwa (atau satwa saja).
Hewan
dalam pengertian sistematika modern mencakup hanya kelompok bersel banyak
(multiselular) dan terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda (jaringan),
sehingga kelompok ini disebut juga histozoa. Semua binantang heterotrof,
artinya tidak membuat energi sendiri, tetapi harus mengambil dari lingkungan
sekitarnya.
Pada
komunikasi hewan adalah semua perpindahan informasi pada bagian dari salah satu
hewan yang memiliki efek pada prilaku sekarang atau masa depan hewan lainnya.
Kajian mengenai komunikasi hewan terkadang disebut Zoosemiotik (didefinisikan
sebagai ilmu komunikasi sinyal atau semiosis pada hewan, dibedakan dengan
antroposemiotik, ilmu komunikasi manusia) telah memainkan peranan penting dalam
metodologi dari etelogi, sosiobiologi, dan ilmu kognisi hewan.
Komunikasi
hewan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa seperti manusia
Komunikasi
hewan adalah wilayah ilmu yang tumbuh cepat, bahkan pada abad 21, banyak
pemahaman sebelumnya yang berhubungan dengan berbagai bidang seperti penggunaan
nama simbolik personal, emosi hewan, kultur hewan, yang lama dianggap telah
cukup dipahami, telah dirombak kembali.
A.
Jenis – jenis
komunikasi hewan
a.
Ada dua jenis utama
komunikasi pada hewan yaitu komunikasi verbal dan non verbal.
1.
Komunikasi Verbal
Suara adalah salah satu jenis yang paling umum dari
komunikasi verbal pada hewan. Sebagian besar spesies menggunakannya sebagai
media untuk menyamoaikan pesan.
a.
Kelelawar adalah
hewan nokturnal yang aktif dimalam hari ini menggunakan gelombang suara untuk
berkomunikasi. Semua burung berkomunikasi melalui kicauan. Gelombang suara
inilah yang mereka gunakan untuk berkomunikasi. Mamalia
b.
Hewan kecil
biasanya mengeluarkan suara mencicit sedangkan hewan yang lebih besar suaranya
lebih bergemuruh.
c.
Paus adalah hewan
yang menggunakan gelombang suara untuk berkomunikasi. Mereka memiliki satu lagu
paus yang akan diulangi setelah interval reguler untuk menyampaikan bahaya,
penderitaan, kebahagian, peringatan, dan lainnya.
d.
Anjing dan kucing
juga menggunakan berbagai suara untuk menyampaikan pesan kepada sesamanya.
Pada
hewan mamalia ini umumnya menggunakan suara untuk memanggil anggota lain dari
kelompoknya.
Para
penelitian menunjukkan bahwa hewan dengan kepala kecil dapat menghasilkan suara
yang sangat kencang dan mempu merespon suara dengan berfrekuensi tinggi.
2.
Komunikasi Non
Verbal
Berikut adalh berbagai bentuk komunikasi non verbal hewan
:
a.
Ekspresi Wajah
Jenis komunikasi
ini kebanyakan ditemukan pada anjing. Ketika marah, anjing akan menyeringai dan
menegakkan telinganya. Sebaliknya saat takut, mereka kan menarik telinganya ke
belakang dan membuka mulut.
Pada
burung, ketika induk burung membawa makanan untuk anak – anaknya, ‘’ ekspresi
meminta’’ bisa diamati pada wajah anak – anak burung tersebut. Simpanse
menggunakan gerak, bibir, pipi, dan mata untuk memberitahu perasaan mereka satu
sama lain.
b. Gerakan dan Bahasa Tubuh
Komunikasi melalui
gerakan dan bahasa tubuh umum digunakan tidak hanya pada hewan, melainkan juga
manusia. Meskipun menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, manusia
menggunakan pula gerakan dan bahasa tubuh saat berkomunikasi. Lebah
madu adalah makhluk yang menggunakan sejenis tarian sebagai cara berkomunikasi.
1.
Beberapa
lebah menari di sekitar sarang sehingga lebah lain mendapatkan sinyal dimana
lokasi sarang madu berada.
2.
Rusa akan
mengibaskan ekornya untuk memperingatkan rusa yang lain pada bahaya yang akan
datang.
3.
Gorila
menjulurkan lidahnya untuk mengekspresikan kemarahan.
4.
kucing
mengarahkan telinga ke depan, ini menunjukkan keramahan dan perhatian. Namun
ketika telinganya tegak dan sedikit kebelakang, kucing tersebut berusaha
memperingatkan kucing lain akan adanya bahaya. Jika
kucing menarik tubuhnya, maka dia sedang merasa percaya diri dan siap untuk
menyerang.
c. Bau dan Sinyal
Banyak hewan berkomunikasi satu sama
lain melalui bau. Mereka mengeluarkan feromon untuk menyampaikan pesan. Serigala,
rusa, dan serangga, umumnya menggunakan jenis komunikasi ini. Bahkan
amuba pun perlu berkomunikasi. Cara berkomunikasi amuba adalah dengan
melepaskan zat kimia. Hewan
menggunakan jenis komunikasi ini sebagai cara menarik pasangan untuk
bereproduksi. Oleh karena itu, komunikasi juga penting dalam proses
reproduksi. ‘Sinyal akustik’, sejenis sinyal suara biasanya dikaitkan dengan
monyet vervet. Mereka memiliki bahasa yang sebenarnya mengandung tiga kata
yaitu ular, elang, dan macan tutul, untuk memperingatkan vervet lainnya akan
adanya bahaya dari masing-masing ketiga ancaman tersebut. Ada
pula sinyal elektrik yang biasa digunakan oleh hewan air seperti hiu dan ikan
lainnya. Hewan-hewan ini memiliki electroreceptor untuk mengidentifikasi
objek dan bahaya.
d. Sentuhan
Untuk mengungkapkan perasaannya,
simpanse akan saling menyentuhkan tangan satu sama lain. Simpanse
pendatang baru akan meletakkan tangannya di mulut simpanse kepala untuk
mengkonfirmasi masuknya dirinya dalam komunitas tersebut. Selanjutnya
proses ini juga berlaku sebaliknya, simpanse kepala akan memberi jaminan
keselamatan bagi pendatang baru. Simpanse
bahkan memberikan pelukan dan ciuman sebagai ungkapan kasih sayang. Kucing,
badak, dan hewan lainnya saling meringkuk untuk menunjukkan kasih sayang. Gajah
saling mengaitkan belalainya sebagai bentuk komunikasi yang lebih dekat. Rusa
jantan saling mengunci tanduknya dan berkelahi untuk menunjukkan dominasi.[]
B.
Berikut cara-cara unik komunikasi pada hewan :
1.
Lumba - Lumba
Dari berbagai penelitian tentang lumba-lumba pernah didapatkan bahwa
lumba-lumba bisa bersiul. Siulan tersebut digunakan sebagai alat komunikasi
antar individu, persis seperti manusia menggunakan bahasa. Namun, penelitian
itu ternyata kurang tepat. Lumba-lumba bukan cuma bersiul, tetapi berbicara.
Peter Madsen dari Department of Biological Science di Aarhus University,
Denmark, mengatakan, suara lumba-lumba diproduksi dari vibrasi jaringan yang
cara kerjanya hampir mirip dengan organ di kotak suara manusia dan beberapa
hewan darat lain. Madsen menjelaskan, lumba-lumba justru memproduksi suara
dengan membuat jaringan ikat di hidung bergetar sesuai dengan frekuensi yang
ingin diproduksi dengan menyesuaikan ketegangan otot dan aliran udara di
jaringan tersebut. Ini cara yang sama yang digunakan manusia. Lalu jika
lumba-lumba bisa bicara, apa yang dibicarakan? Ilmuwan mengetahui bahwa
lumba-lumba saling berbagi informasi tentang identitas mereka sehingga mampu
membantu satu sama lain ketika mengarungi wilayah samudera yang luas.
2.
Semut
Semut menggunakan isyarat kimia (dalam proses yang disebut chemoreception )
untuk membantu memandu petualangan mereka mencari makan, serta untuk kegiatan
lain seperti memberitahu teman dari musuh, berhubungan dengan teman-teman baru
dan marshalling koloni pertahanan. Sekelompok peneliti dari Stanford University
berkesimpulan bahwa cara semut bersosialisasi dengan rekan-rekannya mirip
dengan orang bersosialisasi melalui jejaring sosial Facebook. Molekul-molekul
kimia itu dikeluarkan melalui exoskeleton (bagian tubuh keras terluar) mereka
dan ditransfer kepada semut-semut sesama koloni, ketika antena mereka menyentuh
atau menggosok satu sama lain. Dengan cara ini, mereka bisa saling
berkomunikasi untuk mengetahui dari mana semut-semut itu sebelum bertemu, apa
ada sumber makanan yang mereka temukan, atau bahkan adakah predator yang
mengancam wilayah itu. Hasil riset yang telah muncul di Journal of the Royal
Society Interface itu, menemukan bahwa tidak semua semut tersebut aktif dalam
hubungan sosial mereka. Seperti halnya karakter-karakter orang di Facebook,
ternyata ada beberapa semut yang hanya berkomunikasi dengan beberapa kenalan di
jaringan yang lebih kecil. Namun, ada pula semut yang memiliki jaringan yang
lebih besar dan berkomunikasi dengan lingkaran yang lebih besar.
3.
Monyet
Monyet dapat mengeluarkan kurang lebih 40 jenis suara yang berbeda dari
suaranya ketika sedang bermain atau menyerang musuh. Komunikasi pada monyet
juga termasuk dalam sinyal bertingkat (graded). Sinyal bertingkat (graded)
merupakan sinyal yang berkembang secara tertentu dan mengalami peningkatan
variasi yang didukung oleh besarnya aggresivitas dan motivasi dari suatu hewan
akan tindakan yang akan dilakukan. Dimana pemberian sinyal dari sinyal
bertingkat ini lebih besar dan panjang. Monyet yang semula tenang karena tidak
diganggu biasanya ditunjukan dengan tatapan yang sederhana, kemudian berubah
menjadi agak buas saat manusia mencoba mengurungnya dalam kandang, lalu monyet
tersebut dapat menjadi lebih buas lagi secara bertingkat sesuai dengan
perlakuan yang diberikan, biasanya ditunjukan dengan tingkah lakunya dalam
suatu kombinasi gerakan seperti mulut terbuka, kepala digerak-gerakan keatas
kebawah, mengeluarkan suara seperti menjerit-jerit, dan tangan menepuk-nepuk
tanah.
4.
Lebah Madu
Cara komunikasi lebah madu memang cukup unik, yaitu dengan melakukan Waggle
dance atau tarian kibasan. “Waggle dance ” merupakan suatu gerakan lebah madu
dengan menggetar-getarkan tubuhnya sehingga terlihat seperti suatu tarian. Saat
lebah pekerja pencari pakan menemukan sumber makanan atau sarang yang baru pada
jarak tertentu dari sarangnya, maka lebah tersebut (betina) menyampaikan lokasi
dari target yang didapatkannya kepada lebah pekerja yang lain dengan melakukan
“waggle dance”. Waggle dance atau tarian tersebut dilakukan secara terus
menerus atau berulang-ulang di tengah kerumunan dari lebah pekerja betina.
Suatu element penting dalam tarian tersebut yang berisikan informasi adalah
lari atau berputar ditempat, dengan gerakan menggetarkan tubuh kedepan dan
kebelakang sekitar 13-15 kali per detik, pada saat yang sama lebah tersebut
mengeluarkan suatu bunyi atau suara tertentu dengan menggetarkan sayapnya.
Dengan
ini hewan dapat berkomunikasi dengan sesamanya, tetapi beberapa hewan hanya dapat berkomunikasi
dengan sesamanya melalui bau, suara, mimik, gerak tubuh, dan semacamnya.