BAHASA BAKU
DAN NON BAKU
A.
Pengertian Bahasa Baku
Halim (1980)
mengatakan bahwa bahasa baku adalah ragam bahasa yang dilembagakan dan diakui
oleh sebagian masyarakat, dipakai sebagai ragam resmi dan sebagai kerangka
rujukan norma bahasa dan penggunaannya.
Pei dan
Geynor (1954:203) mengatakan bahwa bahasa baku adalah dialek suatu bahasa yang
memiliki keistimewaan sastra dan budaya melebihi dialek-dialek lainnya,
disepakati penutut dialek-dialek lain sebagai bahasa yang paling sempurna.
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1988 : 71),
kata baku juga ada dijelaskan.
baku I
(1) pokok, utama; (2) tolok ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas dan
yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan; standar;
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu dan
Zain menjelaskan makna kata baku.
baku I
(Jawa) yang menjadi pokok; (2) yang utama; standar.
baku II
Bahasa baku ialah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar
ukuran, atau yang menjadi standar.
Penjelasan makna kata itu tentu saja belum cukup untuk memahami konsep yang
sesungguhnya. Di dalam bahasa baku itu terdapat 3 aspek yang saling
menyatu, yaitu kodifikasi, keberterimaan, difungsikan sebagai model. Ketiganya
dibahas di bawah ini.
Istilah kodifikasi adalah terjemahan dari “codification” bahasa Inggris. Kodifikasi
diartikan sebagai hal memberlakukan suatu kode atau aturan kebahasaan
untuk dijadikan norma di dalam berbahasa (Alwasilah, 1985 :121).
Masalah kodifikasi berkait dengan masalah ketentuan atau ketetapan norma
kebahasaan. Norma-norma kebahasaan itu berupa pedoman tata bahasa, ejaan,
kamus, lafal, dan istilah.
Kode kebahasaan sebagai norma itu dikaitkan juga dengan praanggapan bahwa
bahasa baku itu berkeseragaman. Keseragaman kode kebahasaan diperlukan
bahasa baku agar efisien, karena kaidah atau norma jangan berubah setiap
saat.
Kodifikasi kebahasaan juga dikaitkan dengan masalah bahasa menurut situasi
pemakai dan pemakaian bahasa. Kodifikasi ini akan menghasilkan ragam
bahasa. Perbedaan ragam bahasa itu akan tampak dalam pemakaian bahasa
lisan dan tulis. Dengan demikian kodifikasi kebahasaan bahasa baku akan
tampak dalam pemakaian bahasa baku.
Bahasa baku atau bahasa standar itu harus diterima atau berterima bagi
masyarakat bahasa. Penerimaan ini sebagai kelanjutan kodifikasi bahasa baku.
Dengan penerimaan ini bahasa baku mempunyai kekuatan untuk mempersatukan dan
menyimbolkan masyarakat bahasa baku.
Bahasa baku itu difungsikan atau dipakai sebagai model atau acuan
oleh masyarakat secara luas. Acuan itu dijadikan ukuran yang disepakati secara
umum tentang kode bahasa dan pemakaian bahasa di dalam situasi tertentu atau
pemakaian bahasa tertentu.
1. Pengertian Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia baku adalah salah satu ragam bahasa
Indonesia yang bentuk bahasanya
telah dikodifikasi, diterima, dan difungsikan atau dipakai sebagai model oleh masyarakat
Indonesia secara luas.
2. Fungsi Bahasa Baku
Bahasa
Indonesia baku mempunyai empat fungsi, yaitu pemersatu, penanda
kepribadian, penambah wibawa dan kerangka acuan.
a) Bahasa
Indonesia baku berfungsi pemersatu.
Bahasa Indonesia baku
mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu.
Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat bahasa
Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku mengikat kebhinekaan rumpun dan
bahasa yang ada di Indonesia dengan mangatasi batas-batas kedaerahan.
Bahasa Indonesia baku merupakan wahana ataualat dan pengungkap kebudayaan
nasional yang utama. Fungsi pemersatu ini ditingkatkan melalui usaha
memberlakukannya sebagai salah satu syarat atau ciri manusia Indonesia
modern.
b) Bahasa
Indonesia baku berfungsi sebagai penanda kepribadian.
Bahasa Indonesia baku
merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya.
Bahasa Indonesia baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat
bahasa Indonesia baku. Dengan bahasa Indonesia baku kita menyatakan identitas
kita. BahasaIndonesia baku berbeda dengan bahasa Malaysia atau bahasa Melayu
di Singapura dan Brunai Darussalam. Bahasa Indonesia baku
dianggap sudah berbeda dengan bahasa Melayu Riau yang menjadi induknya.
c) Bahasa
Indonesia baku berfungsi penambah wibawa.
Pemilikan bahasa
Indonesia baku akan membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa
wibawa berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain
yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku. Di samping itu, pemakai
bahasa yang mahir berbahasa Indonesia baku “dengan baik dan benar”
memperoleh wibawa di mata orang lain. Fungsi yang meyangkut kewibawaan itu
juga terlaksana jika bahasa Indonesia baku dapat dipautkan dengan hasil
teknologi baru dan unsur kebudayaan baru. Warga masyarakat secara
psikologis akan mengidentifikasikan bahasa Indonesia baku dengan
masyarakat dan kebudayaan modern dan maju sebagai pengganti pranata,
lembaga, bangunan indah, jalan raya yang besar.
d) Bahasa
Indonesia baku berfungsi sebagai kerangka acuan.
Bahasa Indonesia baku berfungsi
sebagai kerangka acuan bagi pemakainya dengan adanya norma atau kaidah
yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku
itu menjadi tolok ukur pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar. Oleh
karena itu, penilaian pemakaian bahasa Indonesia baku dapat dilakukan.
Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku juga menjadi acuan umum bagi
segala jenis pemakaian bahasa yang menarik perhatian karena bentuknya
yang khas, seperti bahasa ekonomi, bahasa hukum, bahasa sastra, bahasa
iklan, bahasa media massa, surat-menyurat resmi, bentuk surat
keputusan, undangan, pengumuman, kata-kata sambutan, ceramah, dan pidato.
3. Ciri-ciri Bahasa Baku
Ciri-ciri
bahasa Indonesia baku dan bahasa Indonesia nonbaku telah dibuat oleh para
pakar bahasa dan pengajaran bahasa Indonesia. Mereka itu antara lain
Harimurti Kridalaksana, Anton M. Moeliono, dan Suwito.
Ciri-ciri
bahasa Indonesia dan bahasa Indonesia nonbaku itu dibeberkan di bawah ini
setelah merangkum ciri-ciri yang ditentukan atau yang telah dibuat oleh
para pakar tersebut.
Ciri-ciri Bahasa Indonesia
Baku sebagai berikut:
a)
Pelafalan sebagai bagian fonologi bahasa Indonesia baku
adalah pelafalan yang relatif bebas dari atau sedikit diwarnai
bahasa daerah atau dialek.
Misalnya :
- keterampilan menjadi ketrampilan
- subjek menjadi subyek
- paham menjadi faham
- napas menjadi nafas
- kualitas menjadi kwalitas
b)
Bentuk kata yang berawalan me- dan ber- dan
lain-lain sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis atau
diucapkan secara jelas dan tetap di dalam kata.
Misalnya:
- Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya itu.
- Kuliah sudah berjalan dengan baik.
- Lia melihat pemandangan air terjun.
- Ulfa membaca buku di perpustakaan
- Randi bermain sepak bola
- Rani bernyanyi dengan merdu
c)
Konjungsi sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia baku ditulis
secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
- Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapa pun, karena semua di anggapnya penipu.
- Ani bingung mau ambil jurusan manajeman atau perikanan.
- Ayah dan Ibu membelikan adik baju baru
- Winda belajar giat agar mendapat peringkat 1 di kelas
- Rika ingin membeli sepeda, sedangkan rita ingin membeli sepeda motor.
- Tika berlibur ke derawan dengan keluarga besarnya.
d)
Partikel –kah, -lah dan –pun sebagai bagian morfologi bahasa
Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap di dalam kalimat.
Misalnya:
- Bacalah buku itu sampai selesai!
- Bagaimanakah cara kita memperbaiki kesalahan diri?
- Bagaimanapun kita harus menerima perubahan ini dengan lapang dada.
- Bagaimanakah cara membuat puding coklat.
- Bagaiamanapun kita harus menyelesaikan soal itu.
e)
Preposisi atau kata dengan sebagai bagian morfologi bahasa Indonesia
baku dituliskan secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
- Saya bertemu dengan adiknya kemarin.
- Ia benci sekali kepada orang itu.
- Mina lebih gemar melukis daripada kakaknya
- Baju sekolahnya ada didalam lemari
- Kami akan sampai ke rumahmu pukul 04.00 sore.
f)
Bentuk kata ulang atau reduplikasi sebagai bagian morfologi bahasa
Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap sesuai dengan fungsi dan
tempatnya di dalam kalimat.
Misalnya:
- Mereka-mereka itu harus diawasi setiap saat.
- Semua negara-negara melaksanakan pembangunan ekonomi.
- Suatu titik-titik pertemuan harus dapat dihasilkan dalam musyawarah itu.
- Ulfa berulang-ulang membaca materi itu.
- Malam itu mereka pergi makan-makan bersama.
g)
Kata ganti atau polaritas tutur sapa sebagai bagian morfologi bahasa
Indonesia baku ditulis secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
- Saya – anda bisa bekerja sama di dalam pekerjaan ini.
- Aku – engkau sama-sama berkepentingan tentang problem itu.
- Saya – Saudara memang harus bisa berpengertian yang sama.
- Aku – engkau bisa saja berbohong kepadaku!
- Saya – saudara harus meninjau langsung ke lapangan.
h)
Pola kelompok kata kerja aspek + agen + kata kerja sebagai bagian
kalimat bahasa Indonesia baku ditulis dan diucapkan secara jelas dan tetap
di dalam kalimat.
Misalnya:
- Surat Anda sudah saya baca.
- Kiriman buku sudah dia terima.
- Baju-baju itu sudah saya susun.
- Buku-buku itu sudah rangkum.
- Undangan anda sudah saya baca.
i)
Konstruksi atau bentuk sintesis sebagai bagian kalimat
bahasa Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap di dalam
kalimat.
Misalnya:
- Saudaranya
- Dikomentari
- Mengotori
- Harganya
- Harganya
- Memotong
- Sepupunya
- Dikamar
- Membeli
- Keponakannya
j)
Fungsi gramatikal (subyek, predikat, obyek sebagai bagian kalimat bahasa
Indonesia baku ditulis atau diucapkan secara jelas dan tetap dalam
kalimat.
Misalnya:
- Kepala Kantor pergi keluar negeri.
- Rumah orang itu bagus.
- Tina memasak ayam goreng
- Ayah membeli baju baru
- Yanti menanam bungan anggrek
k)
Struktur kalimat baik tunggal maupun majemuk ditulis atau diucapkan
secara jelas dan tetap sebagai bagian kalimat bahasa Indonesia baku di dalam
kalimat.
Misalnya:
- Mereka sedang mengikuti perkuliahan dasar-dasar Akuntansi I. Sebelum analisis data dilakukannya, dia mengumpulkan data secara sungguh-sungguh.
- Novi pergi ke pasar.
- Saya sedang belajar, ketika ayah pulang.
- Siti sengaja tidur cepat agar dia bisa bangun subuh untuk belajar.
- Saya sedang sedih sebab orang yang saya sayangi sudah meninggalkan saya.
- Dari pada saya bermain, lebih baik saya belajar.
l)
Kosakata sebagai bagian semantik bahasa Indonesia baku ditulis atau
diucapkan secara jelas dan tetap dalam kalimat.
Misalnya:
Mengapa, tetapi, bagaimana,
memberitahukan, hari ini, bertemu, tertawa, mengatakan, pergi, tidak
begini, begitu, silakan.
m)
Ejaan resmi sebagai bagian bahasa Indonesia baku ditulis secara jelas
dan tetap baik kata, kalimat maupun tanda-tanda baca sesuai dengan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
n)
Peristilahan baku sebagai bagian bahasa Indonesia baku dipakai sesuai
dengan Pedoman Peristilahan Penulisan Istilah yang dikeluarkan oleh
Pemerintah melalui Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Purba, 1996 :
63 – 64).
B.
Pengertian Bahasa
Tidak Baku
Istilah bahasa nonbaku ini terjemahan dari “nonstandard
language”. Istilah bahasa nonstandar ini sering disinonimkan dengan
istilah “ragam subbaku”, “bahasa nonstandar”, “ragam takbaku”, bahasa
tidak baku”, “ragam nonstandar”.
Suharianto berpengertian bahwa bahasa nonstandar atau bahasa
tidak baku adalah salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan
berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa tidak
resmi (1981 : 23).
Alwasilah berpengertian bahwa bahasa tidak baku adalah bentuk
bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan
dan pengucapan yang tidak biasa dipakai oleh mereka yang
berpendidikan (1985 : 116).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, jelas bahwa bahasa
nonstandar adalah ragam yang berkode bahasa yang berbeda dengan kode
bahasa baku, dan dipergunakan di lingkungan tidak resmi.
Bahasa Indonesia tidak baku adalah salah satu
ragam bahasa Indonesia yang tidak
dikodifikasi, tidak diterima dan tidak difungsikan sebagai model masyarakat Indonesia secara
luas, tetapi dipakai oleh masyarakat secara
khusus.
C. Contoh Dari Bahasa Baku Dan Tidak Baku
C. Contoh Dari Bahasa Baku Dan Tidak Baku
1. BAHASA BAKU DAN TIDAK BAKU
NO
|
BAHASA BAKU
|
BAHASA TIDAK BAKU
|
1
|
Apotek
|
Apotik
|
2
|
Antre
|
Antri
|
3
|
Tahun
|
Taun
|
4
|
Senin
|
Senen
|
5
|
Kamu
|
Kau
|
6
|
Gizi
|
Gisi
|
7
|
Bagaimana
|
Bagai mana
|
8
|
Masjid
|
Mesjid
|
9
|
Solat
|
Salat
|
10
|
Surga
|
Sorga
|
11
|
Nomor
|
Nomer
|
12
|
Rabu
|
Rebo
|
13
|
Tapai
|
Tape
|
14
|
Pensil
|
Pinsil
|
15
|
Esai
|
Esei
|
16
|
Tidak
|
Gak
|
17
|
Beasiswa
|
Bea siswa
|
18
|
Cokelat
|
Coklat
|
19
|
Desain
|
Disain
|
20
|
Folio
|
Polio
|
2. CONTOH KALIMAT DARI KATA BAKU
1.
Lia diminta untuk menebus resep tersebut ke apotek.
2.
Pengantrean ini sulit diterapkan di daerah
perdesaan yang masih belum terbiasa antre.
3.
Tahun baru 2017 dirayakan oleh kelurga besar
Zaniah dengan rasa syukur, hikmat dan
penuh rahmat bahagia.
4.
Setia hari senin dilakukan
upacara bendera merah putih.
5.
Kamu adalah orang pertama yang memanggil ku.
6.
Makanlah makanan yang mengandung nilai gizi yang tinggi.
7.
Bagaimana
cara anda mengatasi masalah itu
8.
Umat islam mengadakan isra mirad di masjid Qudussalam.
9.
Umat muslim wajib solat 5 waktu..
10. Surga di telapak kaki Ibu.
11. Silahkan masukkan nomor
hp anda.
12. Setiap hari rabu
mahasiswa menggunakan pakaian putih hitam.
13. Kelas 3 smp melakukan
praktek membuat tapai.
14. Nisa menemukan sebuah pensil
di bawah meja.
15. Isilah soal esai di
bawah ini dengan benar.
16. Dian tidak pergi
ke sekolah karena sakit.
17. Sejak semester satu,
anita mendapatakan beasiswa bidikmisi di Universitas Borneo Tarakan.
18. Roti bakar akan lebih
enak, jika dimakan dengan coklat kental manis.
19. Desain baju muslim dibuat
untuk hari raya idul fitri.
20. Tulislah tugas bahasa
indonesia di kertas folio.
Daftar
Pustaka
Zainal
Nusyirwan. 2013. Bahasa baku dan Non Baku dalam Bahasa Indonesia.
(online) http://zainalnusyirwan.blogspot.co.id/2013/04/bahasa-baku-dan-non-baku-dalam-bahasa.html diakses
pada pukul 02:00 28 Februari 2017
Vicosta
Efran. 2011. EYD Ejaan Yang Disempurnakan dan Tata Bahasa Indonesia.
Jakarta: JAL Publishing.
Fatya
Permata Anbiya. 2010. Panduan EFD dan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta:
Transmedia.
Rukanah.
2016. Penggunaan Kata Baku dan Tidak Baku dalam Bahasa Indonesia.
(online) https://rukanahep.wordpress.com/2016/04/05/makalah-penggunaan-kata-baku-dan-tidak-baku-dalam-bahasa-indonesia/ diakses
pada pukul 15:40 27 Februari 2017
http://kakakpintar.com/daftar-kata-baku-dan-tidak-baku-a-z-dalam-bahasa-indonesia/
http://kakakpintar.com/daftar-kata-baku-dan-tidak-baku-a-z-dalam-bahasa-indonesia/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar